“Dunia memang tak selebar daun kelor.”
Kalimat lawas di atas kiranya cukup pantas untuk mengawali rentetan perasan perasaan pada malam hari ini. Aku tahu hujan telah cukup membasahi atap rumah dan menggenangi jalanan Jakarta, tetapi ketahuilah bahwasanya pipiku tak lembab sedikit pun oleh minyak, apalagi oleh eluh alias air mata.
Dua hari kemarin barulah kuketahui wujud daun kelor yang sesungguhnya: kecil-kecil sekecil kepala jempol bayi usia empat bulan. Maka malam ini barulah aku sadar bahwa dunia ini terlampau luas, terutama bagi kalian yang tak punya kawan.
“… Dunia serasa milik berdua….”
Setidaknya segala nestapa akan terbagi oleh adanya kawan berkawan. Maka apabila kalian hanya punya seorang kawan (sehidup semati dari jenis yang lain dari jenismu sendiri), selebar apapun dunia akan terasa pas bagi dua hati yang saling memahami.
Kan tetap saja merasa sepi?
Kalian tahu madu? Ternyata ia tak bermanfaat untuk segala kondisi. Aku yang sedang menderita kembung (sebagai gejala masuk angin) telah membuktikan bahwa mengonsumsi madu dapat membuat derita kembung semakin tak berkesudahan. Setidaknya demikianlah menurut hasil analisisku.
dunia kalau sedang pacaran atau konsentrasi kerjaan lain..:) biasanya yang lain ngontrak…
SukaSuka
Pan maksudnya jadi sepi…
SukaSuka
baru tahu madu memperparah sakit perut. Kalau kembung mustinya makan roti bakar (tanpa madu) hehehe
SukaSuka
Sebuah ide yang bagus benar, Bu. Terima kasih, nanti kita coba. 😀
SukaSuka